Simalanggang family: 10/01/2004

Papa: Giliran Sushi chan

Sushi adalah salahsatu makanan yang digemari papa-mama. Meski harus melewati 2 tahun dulu sebelum berani memulai memakan "ikan mentah " ini, akhirnya malah menjadi makanan kesukaan. Sejak masih sebelum lahir Nisa juga sudah terbiasa jadi langganan sushi ya (toko sushi) di dekat rumah. Sushi sendiri adalah variasi dari bermacam ikan , seafood, selada atau dengan sedikit variasi lainnya, yang disajikan tanpa melalui proses dimasak dulu, lalu di tempelkan di atas kepalan nasi dengan bumbu khusus sushi. Memakannya biasanya dengan kecap asin dan manisan jahe yang rasanya khas dan/atau wasabi. Menikmati sushi beserta teh panas yang mengepul dan biasanya kita buat sendiri dengan fasilitas yang tersedia di toko sushi ber"kuru-kuru" adalah kenikmatan yang tak terlupakan, apalagi ketika Kanazawa mulai didatangi musim gugur yang dingin. Hm.....

Syake/ Ikan Salmon diatas nasi, dikasih bawang bombai dan mayones, kegemaran mama

"Oishi...atsui..... ", kata Nisa waktu makan kentang goreng yang dimasakin di toko sushi.

ik

ob

mm

npm

Nope

kyng

pn

Kuda dan bunga liar

Kita ke omicho ichiba (pasar tradisional omicho) hari ini, bareng Pak Haji Noer. Pak Haji ikut beli ikan dan tahu yang mirip tahu sumedangnya Indonesia. Nisa beli takoyaki (semacam bakwan panggang yang diisi potongan gurita). Ketika mengajak untuk mulai makan takoyakinya, Nisa bertanya: "hanabi no tokoro de?" (apakah kita akan memakannya di tempat yang ada kembang apinya?). Ternyata dia ingat kalau waktu musim nonton kembang api, kita hampir selalu memakan takoyaki, karena makanan itu memang khas di acara matsuri.
Saat pulang, secara kebetulan kita ketemu tante Lina Cs yang mau kelapangan di dekat kakuma kampus. Akhirnya kita cuma bisa mengantar sampai ke dekat kandang kuda dan ground buat olahraga. Nisa senang bisa main mata sama kuda-kuda yang sehat dan gagah. Dalam perjalanan pulang papa juga dengan senang hati memarkir mobil di taman yang bayak rumput dan bunga liarnya. Nisa senang dengan bunga ilalang yang bergoyang-goyang. Sesampai dirumah Nisa langsung tidur karena kelelahan. Menurut papa, setelah digoreng ulang, ternyata memang tahu yang dari omicho enak..banget. Semoga Pak Haji juga bisa menikmati kelezatannya, kata mama dalam hati.

"Ayo berdiri sebentar disitu" kata papa pada Nisa dan mama yang lagi asyik melihat-lihat bunga liar. " Oke..ciizu..".

enng ...Nisa kesenangan diputar-putar

Nisa baru pertama kali berbaur dengan bunga-bunga rumput. Mama sih sering, tapi tidak kapok menikmati keunikannya

Jilannisa dan festival sekolahnya

Sudah yang kedua kalinya Nisa ikutan festival musim panas (cibiko matsuri) disekolahnya. Kita sekeluarga senang dan memang menunggu saat seperti ini karena selalu ada banyak permainan, makanan khas musim panas dan matsuri, serta juga harus pakai kimono musim panas (yukata) yang memberi nuansa khas natsu (musim panas) di Jepang.
Tahun ini Nisa memakai yukata warna merah yang dijahit sendiri oleh mama (pengelaman pertama mama menjahit baju sendiri, sebelumnya belum berani memotong bahan, takut salah he he). Papa dan mama juga pakai yukata lagi. Lebih asyiknya, tante Lina bersedia pakai yukata dan jadi fotografer kita. Belum lagi Nakano ojii san yang ikutan beryukata serta obaa san yang menyempatkan diri untuk datang. Disamping para sensei, teman satu hoikuen dan orang tua mereka, kali ini teman Indonesia Nisa seperti Konita, Salamah, Adil dan Aliyah juga sempat datang bersama orang tua masing-masing. Sehabis matsuri, kita semua harus siap-siap buat menonton hanabi (festival kembang api) di tempat yang berbeda. Soalnya, sejak Nisa sudah mengerti dan gembira ketika melihat kembang api, papa berjanji pada diri sendiri untuk mengajak Nisa nonton lagi kapan dan dimana saja. Akibatnya, hontoni isogashi desu (benar-benar sibuk deh..). Oh iya, Dityo kun sekeluarga juga ikut bergabung buat hanabian hari itu (31 July 2004).

Setiap ada matsuri, yang paling menarik bagi Nisa adalah permainan mengambil bola warna-warni yang kadang bergambar lucu dari dalam kolam plastik. Biasanya tidak gampang karena jaring pengambilnya dari kertas dan gampang koyak. Nisa ganbatte......!

Berdiri sesaat sebelum mulai berlari lagi

Lari. Mau pake pakaian apapun, soal lari ternyata tak bisa ditinggalkan Nisa

Main sama Konita

Menari bareng, berputar mengelilingi stage

Berbuka Puasa Bersama

Berbuka puasa bersama teman se-lab mama-papa.
Sepulang dari Hoikuen, Nisa keheranan karena papa langsung menjemput tante-tante (Lina, Indah dan Ida) yang juga temannya, tapi kok tak ada mama. Walaupun heran, karena banyak teman Nisa langsung cuap-cuap tentang sekolah dan makannya yang banyak hari ini. Keheranan Nisa baru berakhir ketika memasuki pintu rumah. Lansung Nisa memperkenalkan: " Ko re wa Nisa no mama no ie desyo..." katanya bangga. " Mama doshita no koci" katanya sambil memegang baju masak mama. Nisa tak menunggu jawaban mama, tapi langsung memperkenalkan semua koleksi mainannya, bukunya dan juga membacakan cerita dengan gaya guru pada semua tantenya. Mama senang saja karena masih harus menata dan memanaskan makanan. Papa lagi jemput pak Noer dan om Rama. Pak dhe Kahono datang kemudian tapi masih bisa menikmati ayam panggang, sambalado baka maco, yasai miso siru dan kolak kacang hijau. Mama dan papa kelihatan senang karena tante Lina sukses puasa sampai berbuka. Semoga semua juga senang bisa berbuka puasa bersama. Kata mama dan papa, nanti pengen lagi ya, berbuka puasa bareng tante Lina... Nisa mo!......(Nisa juga.....) katanya bersemangat.